Saya akan berusaha menjawab soal UAS dengan baik..
tetap semangat dan semoga berhasil!!!
terima kasih
Windhika Siahaan(09-077)
Senin, 24 Mei 2010
UAS Psikologi Pendidikan 3sks
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya akan berusaha menjawab soal UAS dengan baik..
tetap semangat dan semoga berhasil!!!
terima kasih
Windhika Siahaan(09-077)
5 komentar:
(UAS) 1. Windhika, coba jelaskan berdasarkan teori psikologi pendidikan mengapa kamu memilih template bernuansa micky mouse pada blog ini.
Saya memilih template bernuansa micky mouse pada blog ini karena diri saya pribadi memiliki ketertarikan yang kuat pada gambar mickey mouse ini dan apabila saya melihat gambar ini saya semakin termotivasi untuk mencari ide-ide yang dapat membangun kesuksesan saya. Ketertarikan ini juga dapat menambah motivasi saya untuk dapat menjalankan suatu upaya yang lebih baik dan berharap penilaian yang saya dapatkan baik pula adanya. Apalagi gambar mickey yang ada diblog saya berwarna cerah dan objeknya sendiri sedang tersenyum (indah sekali....). Hal itulah yang membuat saya dari kecil sampai sekarang pun sangat tertartik dengan segala sesuatu yang bernuansa mickey.
Ketertarikan saya memilih template mickey ini berhubungan dengan teori motivasi harapan oleh victor Vroom(1964) tentang cognitive theory of motivation yang menjelaskan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan sehingga tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan daya tarik dari keluaran individu itu pun akhirnya mempengaruhi tindakan pada masa yang akan datang dalam proses pembelajaran. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu maka akan banyak menetukan kualitas perilaku yang ditampilkan seseorang baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Teori ini juga mengatakan seseorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upayanya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong untuk dapat memuskan tujuan pribadi orang tersebut.
Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan): keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu)
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi bisa muncul dalam diri saya jika usaha itu menghasilkan sesuatu yang melebihi apa yang saya harapkan, sebaliknya motivasi rendah muncul jika usaha saya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
Teori yang saya hubungkan juga menyangkut teori perkembangan identitas menurut erick erikson (1968), mengatakan bahwa persoalan paling penting dalam diri remaja adalah perkembangan identitas, dimana peran yang dilakukan remaja adalah tidak permanen. Saya merasa saya itu sepertinya masih remaja saja padahal sudah 18 tahun, sehingga dari template blog itu pun saya masih mencari identitas saya sedikit demi sedikit, mencoba menstimulasi diri dengan mencoba banyak hal baru, serta mengeksplorasi diri dengan berbagai pengetahuan untuk mencapai kesuksesan tentunya. Konsep erikson penting untuk membedakan antara eksplorasi dengan komitmen. Eksplorasi adalah pencarian identitas alternatif yang bermakna. Komitmen adalah menunjukkan penerimaan personal pada satu identitas dan menerima apapun implikasi dari identitas itu. Identitas itu bersifat multidimensional. Aspek identitas mencakup tujuan untuk minat pada hobi, kesukaan warna, gambar favorit dan lainnya. Pengeksplorasian yang dilakukan ini bertujuan untuk mencari jati dirinya hingga akhirnya jati diri yang sesungguhnya dapat tercapai dengan sempurna.
Terima kasih
Berdasarkan teori psikologi pendidikan untuk mendeliveri nilai namun belum terlaksana mungkin itu disebabkan karena ibu dosen masih punya pertimbangan lain dalam menilai mahasiswanya sehingga belum dapat memberi penilaian secara tepat sehingga mahasiswa pun seharusnya dapat memaklumi hal itu. Sebaliknya juga ibu dosen pun tersebut perlu memahami bahwa arti dari penilaian bagi mahasiswa akan memacu kami untuk mengoreksi diri dan mengetahui tentang sejauh mana kemampuan kami sekaligus memacu diri kedepan dalam membenahi dan memahami lebih jauh disiplin ilmu yang dimaksud.
Hal itu saya kaitkan dengan teori yang menyatakan bahwa mengajar adalah hal yang kompleks karena mahasiswa itu bervariasi maka perlu mengajar yang efektif untuk semua hal (Diaz, 1997). Dosen harus menguasai beragam perspektif dan strategi dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal ini membutuhkan dua hal yaitu pengetahuan dan keahlian profesional dan komitmen dan motivasi. Seorang dosen yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi mahasiswa agar mau belajar (Boekaerts, Pintrich & Zeidner, 2000; Stipek, 2002). Para ahli psikologi pendidikan semakin percaya bahwa motivasi ini paling baik didorong dengan memberi kesempatan mahasiswa/i untuk belajar didunia nyata agar kami berkesempatan menemui sesuatu yang baru dan sulit, sehingga nantinya mampu memecahkan suatu permasalahan dengan solusi yang tepat. Motivasi dan kinerja mahasiswa/i mungkin dipengaruhi oleh ekspektasi dosen (Brophy, 1985, 1998; Brophy& Good, 1974). Ekspektasi ini kemungkinaan akan mempengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa terhadap dosennya. Salah satu pengajaran yang penting bagi dosen adalah memantau ekspektasi mahasiswanya dan memastikan mahasiswanya juga punya ekspektasi positif terhadap dosennya maupun dengan teman-temannya (Weinsten, Madison, & Kulinski, 1995).
Selanjutnya saya menghubungkannya berdasarkan teori kecemasan (anxiety) yaitu perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Adalah normal jika seorang mahasiswa terkadang merasa cemas atau khawatir saat menghadapi suatu kesulitan. Para periset telah menemukan bahwa banyak mahasiswa sukses punya kecemasan pada level moderat (Bandura, 1997). Tetapi, beberapa mahasiswa punya tingkat kecemasan yang tinggi dan konstan, sehingga bisa mengganggu kemampuan mereka untuk meraih prestasi (Wigfield & Eccles, 1989).
Bilamana dikaitkan dengan teori diatas, sebaiknya seorang dosen harus memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk tidak menimbulkan kecemasan dalam menunggu jawaban tentang nilai itu .karena motivasi yang baik akan membuat mahasiswa dapat semakin belajar dengan baik dan tidak memikir-mikirkan nilai apa yang nantinya akan kami terima.
Terimakasih.
Windhika, usahamu pantas untuk diapresiasi...
Sesungguhnya uraian no 2. masih bisa di ulas lebih lekat.
Skor UASmu 80 ya
terima kasih bu atas penilaiannya..
semoga kedepannya saya lebih baik lagi bu...
Posting Komentar